Tampilkan postingan dengan label Artikel islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel islami. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 April 2019

Apakah Isa Al-Masih Tuhan atau Siapakah Dia?

“Pernahkah Isa Al-Masih mengatakan ‘Akulah Tuhanmu maka Sembahlah Aku’”? Umat Islam sering mengajukan pertanyaan jujur ini.
Bahkan ada banyak orang yang terus bertanya, “Apakah Isa Al-Masih Tuhan?”Alangkah baiknya bila kita dapat mempelajari penjelasan sesuai Kitab Suci Allah supaya mendapatkan jawabannya.

Mengapa Isa Al-Masih Hati-Hati Menyatakan Ketuhanan-Nya

Terus terang, tidak ada ayat dalam Alkitab yang persis sama dengan pernyataan di atas. Pasti bila Isa Al-Masih membuka pelayanan-Nya dengan ucapan di atas, pelayanan-Nya akan singkat sekali.
Ada dua kemungkinan. Pertama, orang Yahudi akan merajam Isa Al-Masih. Kedua, Ia akan segera ditertawakan dan dicap sebagai “Si tolol dari Nazaret”.

Pernyataan Zakaria, Nabi Yahya dan Rasul Yohanes

Yang penting kita dengarkan adalah perkataan malaikat Tuhan kepada Zakaria, ayah dari Nabi Yahya Pembaptis. Yahya yang diutus untuk mempersiapkan kedatangan Isa Al-Masih. “Ia [Yahya Pembaptis] akan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia” (Injil, Rasul Lukas 1:17).
Tiga puluh tahun kemudian Nabi Yahya Pembaptis memulai pelayanannya dan memperkenalkan diri dengan mengutip nubuat-nubuat Nabi Yesaya,“Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Injil, Rasul Lukas 3:2). Yahya menggambarkan diri sebagai ‘suara’ saja, tetapi suaranya terang dan jelas – Tuhan datang!
Siapakah Tuhan ini? Tidak lain daripada Isa Al-Masih, Tuhan yang turun dari surga.
Rasul Yohanes mulai dengan berita yang sama.“Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-2).
Kemudian, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya”(Injil, Rasul Besar Yohanes 1:14).
Bagaimana pandangan Anda akan ayat-ayat ini? 

Apakah Isa Al-Masih Tuhan? Lihat Kuasa-Nya!

Jika Anda masih ragu-ragu bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan, tolong baca semua pernyatan Isa berikut:
1) Berkuasa mengampuni dosa?“Supaya kamu tahu, bahwa di dunia in Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 9:6).
2) Berkuasa membangkitkan orang mati? “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:21). Contoh Lazarus, teman Isa Al-Masih dibangkitkan. Lihatlah Injil Yohanes, pasal 11.
3) Berkuasa memberikan hidup yang kekal? “Sama seperti Engkau (Bapa) telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:2).
5) Berkuasa datang dalam kemuliaan Bapa-Nya?“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya” (Injil, Rasul Besar Matius 16:27).
6) Berkuasa mengutus malaikat-malaikat-Nya? “Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya” (Injil, Rasul Besar  Matius 13:41).
7) Berkuasa membalas setiap orang? “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya, pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Injil, Rasul Besar Matius 16:27).

Pernyataan-Pernyataan Isa Al-Masih Lain yang Sangat Mengherankan

“Kata Yesus [Isa Al-Masih] kepada mereka, ‘Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dari Allah’” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:42).
“Abraham bapamu bersukacita bahwa Ia akan melihat hari-Ku dan Ia telah melihatnya dan ia bersukacita. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada!” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:56, 58).
 “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia [Isa] (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:13).
“Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa [Allah] (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:46).
 “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Injil, Rasul Besar Matius 28:18).
“Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Injil, Kitab Wahyu 1:18).
“Kata Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya, ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [Allah], kalau tidak melalui Aku’” (Injil, Besar Rasul Yohanes 14:6).
Siapakah Isa? Sesudah kebangkitan Isa Al-Masih, Rasul Tomas melihat-Nya dan berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Injil, Rasul Besar Yohanes 20:28).

Siapakah Isa Al-Masih? Apakah Isa Al-Masih Tuhan?

Bagaimana mungkin menarik kesimpulan lain? Apakah kita masih bertanya, “apakah Isa Al-Masih Tuhan atau siapakah Dia?” Tentu jawabannya sudah jelas, bukan? Isa adalah Tuhan!
Tinggal satu pertanyaan lagi, dan pertanyaan yang terpenting: Sudahkah Anda menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Allahmu? 

Rabu, 10 April 2019

Mengapa Orang Kristen Memanggil Allah Sebagai “Bapa”?

Istilah “Bapa” menunjukkan hubungan Tuhan dengan dunia. Terutama hubungan-Nya dengan orang-orang yang menyerahkan diri kepada-Nya. Seperti “Bapa,” Dia adalah pencipta, penanggung-jawab, penjaga dan pemberi. Itu sebabnya orang Kristen Memanggil Allah sebagai Bapa.
Di sini “Bapa” diartikan dalam bahasa kiasan, bukan arti biologis. Dalam cara yang manapun, Allah bukanlah seorang ayah dalam arti biologis kepada siapa pun.

Allah Adalah Bapa Yang Sempurna

Allah adalah Bapa yang tidak pernah berubah. Segala yang dilakukan-Nya untuk kebaikan anak-anak-Nya. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (Injil, Surat Yakobus 1:17).
Allah juga adalah Bapa yang setia. Dia tidak pernah mengubah atau ingkar pada janji-Nya. Sebagai anak-anak-Nya, kita dapat bergantung sepenuhnya pada-Nya. “. . . . Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia” (Taurat, Kitab Ulangan 32:4).
Tuhan juga mengajar kita layaknya seorang bapa. Dia rindu kita menjadi orang benar seperti halnya Dia. “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah ; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa” (Kitab Ayub 5:17).
Demikianlah orang Kristen memanggil Allah sebagai Bapa, karena Alkitab mengajarkan dan menjelaskan tentang sifat dan Pribadi Allah sebagai Bapa yang baik. Sayangnya, umat Muslim cenderung mengartikan hubungan Allah sebagai Bapa dengan umat-Nya dalam arti literal (arti sebenarnya), bukan harafiah (arti kiasan).

Sebagai “Hamba” atau “Abdi” Allah?

Islam tidak mengenal hubungan Tuhan dengan umat-Nya, layaknya hubungan bapa dan anak. Islam menginterpretasikan hubungan Tuhan dengan umat-Nya, layaknya hubungan majikan dan abdinya. Itulah sebabnya Islam menyukai nama: Abdullah atau Abdul yang artinya adalah hamba Allah.
Terdapat beberapa ayat Al-Quran yang mendukung konsep, umat Islam sebagai hamba Allah, “Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya” (Qs 6:18); “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu’” (Qs 39:10); “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus ada dari rahmat Allah’” (Qs 39:53).
Umat Islam menyukai sebutan sebagai hamba Allah. Tetapi orang Kristen memanggil Allah sebagai Bapa, karena Allah menyebut umat-Nya sebagai anak-anak-Nya.

Diangkat dari Perbudakan Dosa Menjadi Anak Allah

Kitab Injil menjelaskan, ketika seseorang menerima Isa al-Masih sebagai penyelamatnya, maka Tuhan serentak menjadi bapanya. Dia diadopsi menjadi bagian dari keluarga surgawi. “Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” (Injil, Surat Galatia 4:7)
Dengan suka cita orang Kristen melayani Tuhan sebagai abdi. Namun Allah tidak pernah melihatnya sebagai abdi. Melainkan seperti anak-anak-Nya sendiri, laki-laki dan perempuan.

Warisan Sebagai Anak-Anak Allah?

Sebagai anak-anak Allah, kita mewarisi hadiah yang baik dan sempurna! Kenyataan kedudukan sebagai anak Allah sangat istimewa bagi pengikut Isa Al-Masih. Mereka telah diadopsi menjadi anak Allah dan berhak sebagai ahli waris surgawi. “Bapa-Ku, yang telah memberikan mereka [pengikut Isa] kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun yang tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29).

Tuhan Rindu Menjadi Bapa Anda!

Allah Bapa rindu mengadopsi anda menjadi keluarga-Nya! Dia mencintai anda dan mengirim Isa Al-Masih ke dunia untuk membuka jalan. Sehingga Dia bisa berada dalam sebuah hubungan, yaitu sebagai Bapa anda sampai kekekalan.
Isa Al-Masih memungkinkan hal ini terjadi dengan mengorbankan diri-Nya bagi anda. Inilah bukti kasih Allah bagi setiap kita. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Kiasan untuk Kalimat Allah, Isa Al-Masih]yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).

Siapa Utusan Allah Dari Surga – Muhammad Atau Isa Al-Masih?

Tidakkah aneh kepercayaan umat Nasrani yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan? Mungkinkah Tuhan menjadi manusia? Bukankah Isa Al-Masih hanya “utusan Allah”? Mari kita memperjelas hal itu berdasarkan Kitab Suci Allah. Siapakah utusan Allah dari sorga yang dapat menolong menyelamatkan manusia? Penting untuk dibuktikan!
Inilah kepercayaan kaum Mukmin tentang Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah “utusan Allah” sebagaimana tertulis dalam Qs 4:171, “…Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya . . .”
Setidaknya dalam ayat di atas, Al-Quran menyampaikan beberapa gelar untuk Isa Al-Masih.Yaitu: Utusan Allah,  Kalimat-Nya yang disampaikan-Nya, dan Roh dari-Nya.
Baik jika kita memfokuskan satu gelar bagi Isa Al-Masih, yakni “utusan Allah.”

Menurut Kaum Mukmin, Isa Al-Masih Hanyalah Utusan

Seperti yang terdapat dalam Qs 4:171, Ia disebut “utusan Allah.” Sehingga umat Muslim hanya mempercayai Isa Al-Masih sebagai utusan.  Kata utusan memiliki arti: Orang yang diutus (oleh Allah), untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.
Seorang utusan tentu haruslah yang berasal dari dunia ini, bukan? Seperti kaum Mukmin yang mengemukakan nabinya sebagai utusan Allah, yaitu rasul Allah. Dan Muhammad berasal dari dunia ini, bukan?
Lalu bagaimana dengan Isa Al-Masih? Sebagai utusan, apakah Dia juga berasal dari dunia ini?

Darimana Asalnya Isa Al-Masih?

Kata-Nya, “. . . Aku telah turun dari sorga . . . untuk melakukan kehendak Dia [Allah Bapa] yang telah mengutus Aku.”   Lagi Ia berkata, “Akulah roti hidup . . . roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia”(Injil, Rasul Besar Yohanes 6:38, 34, 33).
Dari kesaksian ayat di atas, bukankah menandakan bahwa Isa Al-Masih berasal dari sorga. Hanya Allah dan para malaikatlah yang berada di sorga, bukan? Jika Isa Al-Masih berasal dari sorga, maka samakah Dia dengan utusan-utusan lainnya?
“Utusan Allah Dari Sorga” Dia adalah Isa Al-Masih Kalimat Allah
Allah berani meninggalkan segala kemegahan-Nya, keagungan-Nya, kemahakuasaan-Nya untuk menjadi manusia, dalam Pribadi Isa Al-Masih. Apakah Dia hanya seorang utusan biasa? Bukankah Isa Al-Masih berbeda dengan nabi-nabi lain? Sebab Ia datang ke dunia secara khusus, melalui penjelmaan, melalui mujizat kelahiran, tanpa ayah biologis. Bagaimana hal ini terjadi?  Sebab Dialah Kalimat Allah yang tidak mempunyai permulaan. Ia berada di sorga sebelum datang ke bumi. 
Seorang utusan menyampaikan pesan dari Allah tentang keselamatan yang berasal dari Allah. Tetapi sangat berbeda dengan Isa Al-Masih. Dia “utusan Allah” yang membawa keselamatan hanya melalui diri-Nya.  Kiranya saudara pembaca memperdalam pengertian mengenai keselamatan ini!

Apakah Nabi Muhammad Disebut pada Kitab Taurat?

Saya dan Imam Ruswan mempunyai hubungan yang sangat baik. Dia bertanya kepada saya, mengapa umat Nasrani tidak percaya  Muhammad disebut dalam Kitab Taurat. “Di manakan dia disebutkan?” saya bertanya. “Dalam Kitab Ulangan 18,” jawabnya. Lalu kami membincangkannya bersama.

Allah Menjanjikan Seorang Nabi akan Datang

Dalam Kitab Ulangan, Allah memberitahukan pada Musa:
“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini . . . dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya” (Taurat, Ulangan 18:18).

Umat Muslim Percaya ini Merujuk kepada Muhammad

Saya mengerti mengapa Muslim memikirkan ayat tersebut merujuk kepada Nabi Islam. Sudah tentu, bila Nabi Islam adalah pribadi yang penting bagi Muslim, seharusnya Muhammad disebut dalam Kitab Taurat atau Injil. Tetapi apakah ramalan ini merujuk kepadanya?

Nabi itu Adalah Orang Yahudi

Hal yang pertama yang harus kita teliti adalah nabi yang akan datang itu adalah seorang yang berbangsa Yahudi, sama seperti Musa. Nabi Islam bukanlah seorang yang berbangsa Yahudi, bukan? Karena itu, firman tersebut bukanlah merujuk kepada Nabi Islam.

Ratusan Nubuatan Merujuk Kepada Isa

Terdapat lebih dari 300 nubuatan dalam Kitab Taurat tentang kedatangan dan pekerjaan Isa Al-Masih yang telah Ia genapi. Isa berkata,
“Inilah perkataan-Ku . . . bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (Injil, Rasul Lukas 24:44-45).

Dia Hanya Membicarakan Firman Allah

Allah menjanjikan nabi ini, “Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya”(Ulangan 18:18). Apakah Isa membicarakan firman Allah atau perkataan-Nya sendiri? Injil (Yohanes 1:1) dan Al-Quran (Qs 3:39) merujuk kepada Isa sebagai Firman Allah. Isa berkata bahwa Dia hanya memberitakan firman yang telah Allah berikan kepada-Nya.
“Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa* [Allah], yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku” (Injil, Yohanes 12:49-50).

Adakah Kita Menaati-Nya?

Allah berkata, “dialah yang harus kamu dengarkan” (Taurat, Ulangan 18:15). Imam Ruswan mendengar dan menyelidiki kebenaran tentang Isa sesuai dengan janji Allah kepada Musa. Bukti ini menunjukkan kepada satu, yaitu Isa Al-Masih.
Dalam ayat-ayat di atas, kita membaca bahwa Isa “membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” Maukah Anda minta Isa untuk melakukannya untuk Anda?
Ini sangat penting karena Isa berkata bahwa firman Allah “membawa kepada kehidupan kekal.” 

“Pengikut Isa Bebas Berbuat Dosa”- Muslim Berkata

Ada satu pertanyaan yang sering dikemukakan teman Muslim tentang keselamatan orang Kristen. Mereka bertanya, “Orang Kristen sudah mempunyai jaminan keselamatan dari Yesus. Karena mereka pasti masuk sorga, mereka bebas berbuat dosa, bukan?” Benarkah pengikut Isa bebas berbuat dosa? Mengapa teman Muslim berpandangan demikian?

Pandangan Islam Tentang Keselamatan

Menurut kami, setidaknya ada dua alasan mengapa umat Muslim berkata pengikut Isa bebas berbuat dosa. Pertama, karena Islam tidak mengenal kata “pasti selamat”! Islam tidak mengajarkan bahwa seorang Muslim dijamin pasti selamat. Tentang keselamatan, Islam hanya mengajarkan “insya Allah atau bila Allah berkenan.”
Salah satu ayat Al-Quran berkata, “. . . Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan” (Qs 16:96). Pertanyaannya, bagaimana bila Allah menghendaki Anda tersesat di neraka. Apakah yang akan Anda perbuat?

Islam: Keselamatan Usaha Sendiri, Bukan Anugerah Allah

Alasan kedua, Islam mengajarkan keselamatan merupakan hasil usaha manusia. Yaitu mengumpulkan pahala lewat amal dan ibadah. Lantas, seberapa banyak amal yang harus saya kumpulkan agar saya dapat masuk sorga? Jelas tidak seorangpun dapat menjawab pertanyaan ini, bukan?
Agama Islam juga mengajarkan bahwa besaran amal seseorang ditentukan oleh Allah. “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya” (Qs 17:13). Bagaimana bila Allah menentukan amal Anda kurang untuk masuk sorga? Bagaimana bila Anda tidak mengerjakan dengan saksama semua amal yang Allah tentukan?

lama-vs-baruKehidupan Orang Kristen Rohani

Iman kekristenan mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah melalui iman kepada Isa Al-Masih. Tapi, kehidupan kekristenan tidak berhenti sampai di situ saja. Sebagai wujud dari pengakuan Isa sebagai Juruselamat, seseorang harus menyerahkan hidup sepenuhnya dalam kehendak-Nya. Dengan kata lain, hidup sesuai kebenaran firman Allah. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Orang yang sudah diselamatkan Isa Al-Masih, harus berkenan hidup secara terus-menerus di dalam pembaharuan. Dia harus menanggalkan manusia lama serta kelakuannya.  Dia harus mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui. Kitab Allah mengatakan, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” (Injil, Surat Kolose 3:5, 8).
Mengatakan bahwa orang Kristen yang menerima jaminan keselamatan dari Isa Al-Masih, dapat bebas berbuat dosa, jelas salah. Orang Kristen harus hidup dalam kesucian, tetapi kesuciannya tidak menjadi landasan keselamatan.

Dibenarkan Bukan Karena Perbuatan!

Ketika seseorang menerima jaminan keselamatan dari Isa Al-Masih, ada suatu hal yang terjadi di dalamnya. Dia diubah oleh Roh. Dia dijadikan layak di hadapan Allah. Hal ini disebut “proses pembenaran.” Buku Allah berkata, “. . . karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).

Kristen Dan Islam – Apa yang Terjadi Setelah Manusia Mati?

peti-matiMengapa manusia harus mati? Apa yang terjadi setelah manusia mati? Apakah ada kehidupan lagi setelah kematian? Atau apakah kematian adalah akhir dari segalanya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering terlintas dalam pikiran kita.
Kelahiran dan kematian adalah satu paket takdir manusia. Lazimnya kelahiran dirayakan dengan penuh sukacita. Sebaliknya kematian membawa dukacita yang mendalam. Jelas tidak seorangpun yang menanti-nantikan saat kematian. Tetapi, semua menanti-nantikan kelahiran seorang anak. Umumnya manusia enggan membicarakan perihal kematian, apalagi menghadapinya.

Mengapa Manusia Harus Mati?

Mengapa manusia harus mengalami kematian? Jawabannya: Karena dosa. Apa yang terjadi setelah manusia mati? Dosa membuat manusia mengalami kematian, secara jasmani (terpisahnya jiwa dari tubuh) maupun rohani (terpisahnya jiwa dari Tuhan).
Firman Allah di dalam Injil, Surat Roma 6:23 memberitahukan kepada kita bahwa kematian (maut) adalah upah atas dosa. Fakta ini dimulai sejak keberdosaan Adam dan Hawa. Sebelum berdosa, mereka kekal di Firdaus. Dan setelah berdosa, Adam dan Hawa beserta anak cucunya mutlak mengalami kematian.
Kematian rohani yang dialami manusia, mengakibatkan terpisahnya hubungan antara jiwa manusia dengan Allah Sang Pencipta. Dosa mengakibatkan manusia tidak dapat masuk ke surga, tahta Allah yang suci. “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam” (Qs 20:74).

Siapa Berkuasa Atas Kematian?

Manusia tidak dapat menyingkapkan seutuhnya misteri mengenai kematian, dan apa yang pasti terjadi dibalik tabir kematian itu.
Suatu hari Isa Al-Masih berkata kepada pengikut-Nya, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini”(Injil, Rasul Besar Yohanes 8:23). Isa bukan berasal dari dunia, tetapi “dari atas.” Sehingga Isa mampu menyingkapkan tabir mengenai alam-atas, alias alam roh/ghaib.
Isa Al-Masih juga berkuasa sebagai Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Alkitab berkata: “Dia-lah [Isa Al-Masih] yang ditentukan Tuhan menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati” (Injil, Kisah Para Rasul 10:42).

Amal, Dasar Keselamatan yang Diharapkan Banyak Orang

Apa yang terjadi setelah manusia mati? Dimanakah posisi anda saat ini? Yakinkah anda, kematian menghantarkan anda bertemu Sang Pencipta di surga? Atau akan tinggal di neraka yang mengerikan selama-lamanya? Saya percaya, setiap orang mencari cara agar diterima di surga, termasuk dengan cara beramal.
Namun ternyata segala amal ibadah manusia sia-sia belaka. Dalam sebuah hadist Muhammad berkata, “Mendekatlah dan berusahalah benar! Ketahuilah bahwa setiap orang diantara kalian tidak bakal selamat karena amalnya. Para sahabat bertanya “Ya Rasullah, tidak juga engkau? Rasullulah berkata: “Tidak juga aku, kecuali Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia-Nya” (Hadis Sohih Muslim KH. Adib Basri Mustafa Hal. 819 No 76).

Isa Al-Masih Pemberi Hidup Kekal

Allah itu adil. Ia menghukum dengan siksa neraka bagi orang berdosa, yang tidak melalui jalan pengampunan yang telah Ia sediakan. Tetapi Ia menyelamatkan orang berdosa, yang percaya akan jalan pengampunan-Nya. Jalan itu adalah Kalimat Allah yang menjadi manusia, mati tersalib dan kemudian bangkit dari kematian. Dialah yang disebut Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih memiliki kuasa atas surga dan alam akhirat. Ia memberikan jaminan keselamatan. Orang yang telah menerima jaminan keselamatan tidak perlu takut dalam menghadapi kematian. Karena Allah telah menyediakan tempat bagi kita di surga. Isa Al-Masih berkata, “Akulah Kebangkitan dan Hidup; barang-siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun Ia sudah mati”(Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25).

Rabu, 04 Juli 2012

Maaf Allah...Aku Sibuk..!!!


Motivasi Al-Qur’an & Hadist
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.”  (QS Thaha: 124)

Wahai manusia, curahkan jiwa ragamu utk ibadah kepadaKU, niscaya AKU hilangkan kemiskinanmu. Dan jika kau tdk melakukannya, niscaya AKU persulit dg kesibukan dan AKU tdk akan menghapuskan kefakiranmu. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibn Majah & Hakim)

Aku Mau Khusuk Sholat…
Mau khusuk sholat? Mohon di jawab pertanyaan di bawah ini:
Sudah benarkah bacaan Al-Qur;an nya? Sudah benar tajwid nya? Sudah benar cara pembacaan makhorijul huruf nya? Apa suka baca terjemah Al-Qur’an? Apa suka membaca tafsirnya? Apa suka ke majelis2 ilmu? Punya buku fikih di rumah? Berapa halaman dalam sehari membaca Al-Qur’an? Suka baca buku-buku hadist? Apa pernah belajar atau minimal melihat bagaimana tata cara sholat yang benar dan baik? Pernah belajar tentang cara wudhu ajaran Nabi Saw? Dan sederet pertanyaan lainnya?

Loh apa hubungannya pertanyaan di atas dengan sholat khusuk?
lah…apa mungkin sholat khsusuk, jika wudhunya salah? Cara sholat nya pun salah? Baca Qur’an nya pun salah? Apa mungkin khusuk tapi hati nya tidak dipenuhi rasa syukur? Atau apa mungkin khusuk sedangkan dia kagak pernah atau jarang baca Al-Qur’an? Jarang atau bahkan tidak sama sekali ke pengajian2 ilmu?

Aku Mau Bahagia…Mau Indah Hidup ini???
Mohon jawab dulu pertanyaan di bawah ini:
Suka sedekah ngak? Suka zakat ngak? Sudahkan berbakti kepada orang tua? Suka tahajud nggak? Suka Istighfar ngak? Suka ke pengajian ngak? Suka baca Al-Qur’an nggak? Sudah berjilbab ngak? Suka kasihan nga ma anak yatim? Suka datang ke rumah yatim? Suka nga ngasih ke orang miskin? Sering sedekah jariyah ngak? Gimana diri anda dalam menyebarkan agama Allah dan lainya

Ouuhhh..aku sudah lakukan semua…berarti ada yang salah..yang jelas seruan Al-Qur’an dan Sunnah tidak pernah salah dan meleset…

Aku Sibuk, Ya Allah
Dari pada sibuk mikirin mau khusuk, mau bahagia, sekarang mah kita belajar saja, bagiamana cara solat yang baik sesuai tuntunan AlL-Qur’an dan sunnah, dari tata cara wudhu, lebih baik belajar Al-Qur’an, tajiwid, tahsin Qur’an, dan membiasakan diri bersedekah, biasakan sholat tahajud, nga ninggalin sholat rowatib..
Sekarang mah sudah saja membahagiakan orang tua, minimal Anda sudah kagak usah celoteh ke mereka kesulitan2 Anda, bilang aja semuanya bagus. Sering lah zikir kapan saja dan dimana saja.
Isi hati dan tubuh ini dengan kebaikan, taat dan amal soleh....Pasti deh janji Allah tidak akan meleset..dan lakukan dengan senang hati, jangan lakukan kalau punya masalah saja....

Sudah tidak perlu bilang…Saya sibuk..Ntar kalau ada waktu ...kalau diajak ke pengajian, ke majelis taklim, atau silturahmi dengan para ustadz dll...ntar di kuburan kita akan istirahat panjang..Minimal belilah buku-buku agama, pergi ke pengajian, nga cukup hanya di FB belajar agama…jangan berat kaki melangkah untuk mencari ridho dan rahnat Allah..mumpung masih hidup dan banyak kesempatan

Semoga bermanfaat

Hari jum’at,Hari yang paling Mulia disisi allah


Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا

“Barangsiapa yang berwudhu lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian dia mendatangi shalat jumat, lalu dia mendengarkan (khutbah) dan tidak berbicara, maka akan diampuni (dosa-dosa yang dilakukannya) antara hari itu sampai hari jumat depannya, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang-megang batu kerikil, maka dia telah berbuat kesia-siaan.” (HR. Muslim no. 857)

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا

“Sebaik-baik hari adalah hari Jum’at, karena pada hari itulah Adam diciptakan, pada hari itu pula dia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu pula dia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim no. 854)


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٩)
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali-Imran [3]: 31)

Peristiwa Akhir Zaman Mengikut Urutan


Sebagai umat Nabi Muhammad (SAW) kita harus bersedia untuk mengkaji memahami dan menghadapinya. Bangsa lain sudah terkehadapan dan bersedia terutamanya pengikut Dajjal. Tetapi kita masih berselisih faham. Walhal pada hakikatnya kita hanya mahu menjadi insan yang bertaqwa tanpa sifat takbur, riak, sombong, kedekut, kikir, hasad dan lain lain sifat yang merosakkan amal kita untuk mencapai taraf taqwa. Peristiwa Akhir Zaman yang berlaku adalah untuk peringatan kepada umat Islam bahawa kiamat itu hampir dan akan tiba.

Nabi Muhammad s.a.w dilahirkan
1.1 – Islam ditegakkan semula
1.2 – Hijrah Rasulullah ke Madinah
1.3 – Dakwah Rasullulah
1.4 – Peperangan Rasullulah menentang kafir


Kebangkitan Khalifah
2.1 – Wafatnya Rasullullah
2.2 – Khalifah Islam menjadi pemerintah di mukabumi (Othmaniah, Nusantara, Andalusia, Benua Arab, India, Cina)

Kejatuhan Khalifah
3.1 – Kebangkitan Revolusi di seluruh dunia
3.2 – Perang Dunia 1 dan 2
3.2 – Kebangkitan pengaruh dan agenda Dajjal
3.3 – Umat Islam berpecah-belah.
3.4 – Agama Islam dan agama yang lain dirosakkan secara halus melalui pelbagai fahaman.
3.5 – Kekerapan Gempa Bumi meningkat.
3.6 – Umat Islam mengikut telunjuk Yahudi Nasrani hingga ke lubang biawak
3.6 – Penzinaan berleluasa
3.7 – Ramai anak Derhaka kepada Ibu Bapa
3.8 – Agama bergerak secara individual dan bukannya kesatuan

Perang Dunia Ketiga
4.1 – Semua agama bergabung menentang Islam secara peperangan
4.2 – Agama Islam dirosakkan – memisahkan syariat dan hakikat(roh Islam)
4.3 – Kemarau panjang
4.4 – Umat Islam ditindas dengan kejam kecuali mereka yang kafir/munafik
4.5 – Pergilah menemui panji-panji hitam di kawasan bersalji dan bergunung ganang
Disaat ini Dajjal dan pengikutnya masih menyembunyi kerja tangan mereka didalam semua peperangan.Manusia berperang kerana nafsu dan saling tuduh menuduh. Manusia berperang dengan sebab musabab yang tak munasabah dan motifnya.

Bala Bencana
5.1 – Bumi bertukar wajahnya akibat bencana
5.2 – Puak mukmin membawa diri ke gunung-gunung.
5.3 – Umat Islam mukmin yang hidup hanya 12000 lelaki, 7000 wanita..wallahualam
5.4 – Makanan berkurangan. Makanan muslim hanyalah zikrullah
5.5 – Berdoa supaya mati dari hidup yang teramat sengsara.
5.6 – Bencana melalui 4 unsur. Tanah / Air / Api / Angin. 2/3 penduduk dunia mati.

Khalifah Islam Dilantik
6.1 – Dilantik oleh ulama-ulama muktabar di Mekah ketika musim haji
6.2 – Umat Islam huru hara tanpa ketua – perasaan keluh kesah
6.3 – Puak Bani Hashim, Bani Tamim, Haris Al Harasth, Al Kalb(Golongan yang membantu Khalifah Islam memerangi kafir)Al Sufyani adalah golongan Islam Munafik

Peperangan Armegeddon (Al Mujjidun – sebuah padang rumput yg luas)
7.1 – (Islam + Kristian) vs Yahudi. Pakatan Islam + Kristian menang

Peperangan Islam Dan Kristian
8.1 – Berlaku apabila tentera salib mengatakan kemenangan kristian didalam peperangan armegeddon dan mereka berhak memerintah bumi
8.2 – Islam menang dibawah Khalifah Islam
Disaat ini Dajjal dan pengikutnya masih menyembunyikan dirinya

Pemerintahan Khalifah Islam (7-9 tahun)
9.1 – Rezeki melimpah ruah
9.2 – Haiwan Liar menjadi sahabat
9.3 – Tiada orang yg sudi menerima zakat
9.4 – Bumi mempamirkan kecantikkannya

Bangkitnya Dajjal (tenteranya/70000 org dari Isfahan/Iran)
10.1 – Turunnya Nabi Isa
10.2 – Nabi Isa bersolat berimamkan Khalifah Islam di Al Aqsa
10.3 – Cairnya wajah Dajjal tatkala melihat Nabi Isa
10.4 – Matinya Dajjal di tangan Nabi Isa
10.5 – Peperangan Khalifah dan Nabi Isa menetang Yahudi
10.6 – Pokok/batu bercakap jika yahudi berselindung
10.7 – Kemenangan untuk Islam

Wafatnya Khalifah Islam (Nabi Isa menjadi Khalifah di muka bumi selama 40 tahun)
11.1 Semua manusia wajib menerima Islam.
11.2 Pembunuhan babi di muka bumi
11.3 Turunnya Yaajud Maajud dari ‘atas’- sukar difahami maksudnya
11.4 Nabi Isa membawa Umat Islam ke Bukit Tursina dan berdoa untuk selamatkan Ummah dari Yaajud Maajud
11.5 Kematian Yaajud dan Maajud melalui wabak penyakit. Bumi menjadi busuk
11.6 Hujan Lebat membawa mayat Yaajud Maajud ke laut membersihkan bumi.

Wafatnya Nabi Isa
12.1 – Makamnya di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w

Kiamat Bermula
* Al Quran diangkat
* Nama Allah tidak disebutkan lagi
* Gempa Bumi Tiga penjuru
* Keluarnya Binatang yang berbulu berkata-kata
* Penzinaan di tepi tepi jalan/pasarraya
* Asap dari bumi
* Musnahnya Makkah dan Baitullah
* Semua Umat Islam dimatikan
* Matahari Naik di sebelah Barat
* Api dari barat. Manusia berbondong-bondong kearahnya
Kiamat Kubra : Pengakhiran masa / Pengakhiran kehidupan makhluk

* Berkecainya alam semesta – bumi dan planet planet
* Mati sekalian manusia, jin, iblis, syaitan
* Mati sekalian Malaikat dan yang terakhir adalah Izrail
* Mahsyar
* Dimanakah kita?

Sumber : http://myibrah.com

Sabtu, 09 Juni 2012

Bagaimana Seorang Muslim Belajar?


“Ilmu itu harus didatangi, bukan mendatangi” begitu jawab Imam Malik, ketika Khalifah Harun Al Rasyid menyuruh beliau untuk datang dan berkenan untuk mengajarkan ilmunya kepada anak sang khalifah. Mendapatkan jawaban dari imam Malik, khalifah menyuruh kepada anak – anaknya untuk datang ke masjid, majlis ilmu tempat imam Malik memberikan ilmunya yaitu kitab al-Muwatha’ kepada muridnya. “Tidak masalah sang amirul mukminin, anakmu datang ke majlis tersebut dengan syarat mereka tidak boleh melangkahi bahu jama’ah dan bersedia duduk di posisi mana saja yang lapang bagi mereka”.
Dialog tersebut menjadi pembuka dalam Buku  “Prophetic Learning” karangan Ust. Dwi Budiyanto tsb. Dialog yang secara tidak langsung telah mewakili sebagian isi Buku ini, yaitu BAB 1 Tentang “bagaimana seorang Muslim itu belajar”?
Dari dialog tersebut dapat kita ambil pelajaran untuk kita sebagai seorang muslim. Bahwa ilmu itu harus dikejar, dicari, dan didatangi, bukan menungguinya hingga ilmu datang dengan sendirinya, bukan. Tapi butuh kerja keras dan pengorbanan dalam mencarinya. Aktivitas itu (menuntut ilmu, pen.) tidak akan bisa terlaksana manakala motivasi dalam menuntut ilmu sangat rendah atau bahkan tidak ada, dan perlu kita ingat bahwa motivasi yang benar lah yang akan mendorongnya, yakni  motivasi karena Allah Swt. Ikhlas, karena ini adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena dengan ilmu perjalanan akan tersinari hingga ia tak akan tersesat kita menelusurinya, karena “al ‘ilmu Nuur” ilmu adalah cahaya. Berangkat dari motivasi yang benar itulah mudah mudahan ilmu yang kita dapatkan menambahkan keberkahan bagi kita dan sekitarnya.
Lain halnya dengan Motif yang ingin membanggakan diri, materi atau agar beroleh pujian dari manusia. Dalam jawaban imam Malik kepada sang khalifah “Baiklah tapi dengan syarat tidak boleh melangkahi bahu yang lain dan harus lapang dalam majelis”, tersirat bahwa dalam menuntut ilmu rasa sombong, bangga diri, ujub harus dilepas dalam diri kita, dan sebaliknya lapang dada/ Legowo yang harus dijadikan bekal.
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al mujadillah ayat 11).
Kemudian cukuplah hadits yang  diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA ini menjadi tadzkirah (peringatan) bagi kita.
Beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda “Barangsiapa yang Belajar untuk membanggakan diri dengan ulama, atau untuk menentang orang – orang jahil, atau untuk menarik perhatian agar manusia tertuju padanya, Allah akan memasukkanya ke dalam neraka jahannam (HR. Ibnu Majah).
Dalam buku “Prophetic Learning” yang ditulis oleh Ust. Dwi Budiyanto, dijelaskan tips agar Belajar kita beroleh keberkahan. Berikut Tipsnya:
1. Motivasi  yang Ikhlas (ikhlas an-Niyyah)
Ya motivasi yang ikhlas hanya karena Allah, bagaimanapun segala amal perbuatan terletak dari niat itu sendiri, ia akan bermakna manakala niat tersebut karena Allah SWT.
2. Belajar dengan sebaik- baiknya (Itqan-Al’amal)
Setelah meniatkan tersebut karena Allah, maka lakukanlah usaha sebaik mungkin. Rajin, tekun, ulet disiplin dalam Belajar. Lakukan itu semua sebaik mungkin, semaksimal mungkin, karena totalitas adalah kualitas, (eits…kalau moto saya suka, tapi kalau produknya TIDAK, pen.)
3. Pemanfaatan Hasil Usaha secara Tepat. (Jaudah – Al’ada)
Inilah unsur ketiga untuk mendapatkan keberkahan dalam belajar. Berangkat dari niat yang benar, kemudian usaha yang maksimal dengan Gigih dan sabar, hingga Hasil pun diraihnya, maka Manfaatkan Ilmu tersebut untuk kepentingan masyarakat dan umat. Bukan untuk menjualnya dengan Materi. (Maaf) ia menjadi “Pelacur intelektual”. Ke sana kemari dengan mempertimbangkan materi yang diperolehnya.
Inilah perkara yang mendasar dalam belajar, kesadaran inilah yang dimiliki oleh para generasi salaf dalam menuntut ilmu, hingga ia melejit dengan ilmu yang dimiliki dan berkontribusi dengan amal yang berkualitas hingga menuai keberkahan bagi diri dan sekitarnya.